MEMPRIORITASKAN DANA PUNIA GUNA
MEMPERKUAT RASA KEBERSAMAAN DAN PERSAUDARAAN
Oleh:
Ni
Made Sukartini, S.PdH.
Om
Swastyastu
Om
Anobhadrah krtavoyanthu visvataha ;
semoga
pikiran yang baik datang dari segala penjuru
Yang saya sucikan jero mangku,
Yang saya hormati bapak parisadha,
serta Umat sedharma yang berbahagia,
Puji syukur patut kita panjatkan kehadapan Ida
Sang Hyang Widhi Wase, atas asung kertha ware nugraha-Nyalah kita pada
kesempatan ini dapat berkumpul ditempat ini guna melaksanakan persembahyangan
purnama tilem ini. Tema yang akan saya bawakan kali ini mengenai Dana Punia
Umat sedharma yang penuh karunia
Di saman modern ini, dimana teknologi semakin
canggih, manusia kini semakin individualis, dari yang kecil sampai yang tua
semuanya memegang gadget. Sibuk dengan dunianya sendiri-sendiri. Jika ini kita
biarkan terus menerus tanpa ada upaya pencegahan akan berakibat menurunnya
hubungan tali persaudaraan di antara umat kita. Lalu apa yang harus kita
lakukan untuk mempererat tali persaudaraan sehingga kebersaam itu dapat
tercapai. Salah satu ajaran agama Hindu yang mendukung tema tersebut adalah
dana punia.
Dana berarti pemberian sedangkan punia berarti
baik,suci. Sehingga dana punia mempunyai arti pemberian yang baik dan suci. Bila
kita menyadari saat kita memberi jari tangan kita mencakup membentuk satu
kesatuan. Jari yang memiliki karakteristik yang berbeda. Hal ini dapat kita
artikan bahwa bila kita melakukan dana punia maka dapat mendorong terjadinya
persatuan dan kesatuan antar sesama, mempererat tali persaudaraan.
Umat Sedharma yang berbahagia
Ajaran kita yang menyatakan bahwa kita semua adalah
bersaudara “vasudaiva kutumbhakam”. Hal ini menjadi penting kita lakukan di
zaman sekarang ini (kaliyuga), dimana toleransi antar sesama begitu minim,
lebih menekankan kepada ego masing-masing. Misalnya saat macet, pada umumnya
orang-orang tidak mau mengalah, bahkan trotoarpun yang merupakan jalan untuk
pejalan kaki bisa dijadikan jalan, yang penting cepat sampai. Oleh karena itu
pada kesempatan kali ini saya tertarik membawakan dharma wacana dengan judul
“Memprioritaskan dana punia guna memperkuat rasa kebersamaan dan
persaudaraan”.Adapun yang ingin saya sampaikan, yang pertama mengapa dana punia
menjadi prioritas di zaman sekarang ini?. Yang kedua bagaimana berdana punia
yang baik dan tepat?.
Umat sedharma yang berbahagia
Mengapa memprioritaskan dana punia menjadi penting
kita lakukan di zaman sekarang ini, di dalam Parasaradharmasastra I.23
disebutkan :
“tapah param kerta yuge
tretayam jnana mucyate
dvapare yajna waewahur
danamekam kalau yuge”
yang berarti :
Pelaksanaan penebusan dosa yang
ketat (tapa) merupakan kebajikan pada masa Satyayuga, pengetahuan tentang sang
Diri (jnana) pada Tretayuga, pelaksanaan upacara kurban keagamaan (yajna) pada
masa Dvaparayuga, dan melaksanakan amal sedekah (danam) pada masa Kaliyuga.
Dari sloka diatas dapat kita simpulkan bahwa untuk
sekarang ini kebajikan yang perlu kita lakukan adalah dana punia. Swami
wiwekananda membadi dana punia menjadi tiga macam yaitu dharma dana, vidya dana
dan artha dana. Pemberian tersebut dapat berupa nasehat/wejangan atau petunjuk
hidup, yang mampu mengubah kehidupan seseorang menjadi lebih baik (Dharmadana),
contohnya sebagai orang tua mengarahkan anaknya untuk teguh memegang dharma
dalam segala tindakannya. berupa pendidikan / pengetahuan (Vidyadana) seperti
seorang guru yang memberikan pengetahuan yang dimiliki kepada murid-muridnya
dan berupa harta benda (Arthadana) yang bertujuan untuk menolong atau
menyelamatkan seseorang atau masyarakat misalnya memberi sedikit uang kepada
peminta-minta.
Umat sedharma yang berbahagia
Pemberian merupakan suatu hal yang mulia, mengapa
demikian? Di dalam mahabharata ada seorang pemberi yang agung yaitu radheya
putra kunti dan surya. Saat radheya selesai memuja matahari disiang hari
datanglah Indra yang menyamar sebagai seorang brahmana, Beliau berkata mohon
berikanlah aku sedekah. Radheya menghormati brahmana dengan sujud dikakinya dan
mempersilahkan duduk. Brahmana itu meminta kavaca dan kundala. Radheya
menawarkan yang lainnya. Singkat cerita radheya tahu bahwa itu indra dan
radheya memotong kavacanya dan melepas kundalanya serta meletakan dikaki brahmana
(indra) saat itulah bunga bunga ditaburkan dari langit. Dia dikenal sebagai karna
karena telah memberi kundalannya dan vaikartana karena telah memotong kavacanya
tanpa rasa sakit. Hal ini memberi makna bahwa pemberian itu merupakan hal yang
mulia, terlebih memberikan sesuatu yang sangat kita sayangi, kita butuhkan.
Umat sedharma yang penuh karunia
Lalu bagaimana berdana punia yang baik dan tepat?
Bila kita kaitkan dengan tiga guna yang melekat pada manusia, dana punia
memiliki tiga kualitas, satvika, rajasika, dan tamasika. Hal ini dipertegas
dalam kitab Bhagawadgita XVII.20,21,22, sebagai berikut :
Bhagawadgita XVII.20 dikatakan bahwa dana punia yang
bersifat satvika adalah dana punia yang didasari rasa tulus ikhlas, kepada
orang yang berhak menerima , dengan cara yang baik, sesuai dengan kemampuan,
tidak berlebihan (untuk pamer) dan uang yang diberikan didapat dengan jalan
dharma. Contoh : memberikan uang kepada pengemis yang benar-benar membutuhkan
dengan tulus ikhlas.
Bhagawadgita XVII.21 menyebutkan juga Rajasika
merupakan kualitas kedua dari dana punia. Dana punia yang memiliki sifat
rajasika mempunyai ciri-ciri : memberikan dana punia untuk memperoleh
keuntungan di kemudian hari / mengharapkan hasilnya, hanya untuk pamer, ada
perasaan kesal saat memberikannya. Contoh : memberikan dana punia ke pura
paling besar, supaya orang – orang yang lainnya kagum.
Bhagawadgita XVII.22 menyebutkan, kualitas yang ke
tiga dari dana punia yaitu kualitas tamasika, yang mempunyai ciri – ciri
sebagai berikut : tidak mempunyai landasan sastranya (tanpa keyakinan / tidak mengetahui
aturannya / asal-asalan), uang yang didapat dari perbuatan adharma, tanpa
adanya rasa hormat atau dengan penghinaan. Contoh : memberikan sedekah kepada
pengemis dengan melemparnya ketanah, dan sangat kecil tidak sebanding dengan
penghasilannya.
Dari uraian ini berdana punia yang baik dan tepat
adalah yang bersifat satvika, dilakukan dengan tulus ikhlas dan diberikan
kepada orang yang tepat. Dengan demikian dapat kita simpulkan bahwa dana punia
penting kita galakan di zaman sekarang ini, dimana ego lebih dominan dibanding
toleransi. Dana punia tidak harus berwujud materi (arthadana) bisa juga dengan
nasehat (dharmadana) dan juga pendidikan (vidyadana). Yang terpenting dilakukan
dengan tulus ikhlas sehingga dapat memupuk tali persaudaraan antar sesama dan
kebersamaan dapat tercapai. Oleh karena itu kita sebagai umat hindu yang
mempunyai dan mengerti tentang ajaran ini, marilah meningkatkan rasa
persaudaraan kita dengan melakukan dana punia. Dengan harapan dapat
meningkatkan rasa kebersamaan dan toleransi antar sesama.
Demikianlah sedikit pengetahuan yang dapat saya
sampaikan, semoga bermanfaat bagi kita semua. Akhir kata saya tutup dengan
paramasantih
“Om Santih Santih Santih Om”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar