Menumbuhkan Cinta kasih dan Kasih Sayang Sebagai Nafas Kehidupan Untuk Mencapai Kedamaian

Menumbuhkan Cinta kasih dan Kasih Sayang Sebagai Nafas Kehidupan Untuk Mencapai Kedamaian
Oleh:
Ni Made Sukartini, S.PdH.

Om Swastyastu
Om Anobhadrah krtavoyanthu visvataha ;
semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru

Yang saya sucikan jero mangku,
Yang saya hormati bapak parisadha,
serta Umat sedharma yang berbahagia,
Puji  syukur patut kita panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wase, atas asung kertha ware nugraha-Nyalah kita pada kesempatan ini dapat berkumpul ditempat ini guna melaksanakan persembahyangan purnama tilem ini. Tema yang akan saya bawakan kali ini mengenai Cinta Kasih
Umat sedharma yang berbahagia.
Pada kurun waktu belakangan ini hasil perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah mampu mendorong manusia untuk berfikir secara praktis, efesien dan menyenangkan serta mencari wawasan yang seluas-luasnya, terkadang manusia juga melupakan etika dan kebersamaan misalnya adanya tawuran di kalangan remaja dan Organisasi masyarakat yang dapat menimbulkan dampak tidak adanya rasa cinta kasih dan kasih sayang sehingga menyebabkan tawuran dan saling menyakiti satu sama lainnya,sehingga yang nampak adalah kecerdasan intelegensi tetapi kecerdasan emosional atau kecerdasan sosial dan kecerdasan spiritual semakin menipis, sehingga apa yang kita impikan yaitu kedamaian yang sangat sulit untuk diwujudkan semua ini dikarenakan umat manusia tidak pernah menyadari bahwa sesungguhnya semua yang kita lihat adalah wujud maya dari Brahman itu sendiri. Nah dari demikian banyaknya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang akhirnya menimbulkan kecerdasan spiritual yang semakin menipis maka daripada itu saya mengambil judul Menumbuhkan Cinta kasih dan Kasih Sayang Sebagai Nafas Kehidupan Untuk Mencapai Kedamaian.
Umat Sedharma yang berbahagia,
Mari kita ketahui bagaimana Hindu memandang konsep cintakasih dan kasih sayang, didalam konsep ini cinta bukan harus dimiliki melainkan apa yang sudah ada patut dipelihara dan yang patut kita ketahui adalah Tuhan yang Maha Welas Asih. Jika kita dengan penuh kesadaran cinta kasih-Nya, maka dapat disimpulkan bahwa cintakasih adalah perasaan rindu, sayang yang patut untuk dibina dengan penuh kesadaran tanpa keterikatan. Sedangkan kasih sayang adalah perasaan yang lahir dari cintakasih dan diberikan dengan penuh kesadaran tanpa keterikatan.
Bhagawad gita XII.13 disebutkan tentang orang telah memahami cintakasih.
Advesta sarva-bhutanam
Maitrah karuna eva ca
Nirmamo niraham karah
Sama dukha-sukhah ksami
Artinya :
Dia yang tidak membenci segala makhluk
Bersahabat dengan cinta dan kasih
Bebas dari keakuan dan keangkuhan
Sama dalam suka dan duka, serta memberi maaf.

Umat sedharma sekalian,  marilah kita menyayangi semua makhluk ciptaanNya dan tidak menyakitinya, menyayangi sesama dengan penuh cintakasih terbebas dari keangkuhan dan kesombongan, selalu bersatu dalam suka maupun duka dan tidak pernah menyimpan dendam. Kapankah kasih sayang dan cintakasih itu akan lahir ? Kita mempunyai hubungan langsung dengan segala sesuatu dialam semesta ini yaitu udara, air, api, tanah, angkasa dan kombinasi semua itu. Bila kita menyadari kenyataan ini hasilnya ialah nilai tanpa kekerasan maka dari semua itu lahirnya cintakasih dan kasih sayang. Didalam diri manusia ada lima aspek kepribadian manusia, yaitu :
  1. Intelek atau kecerdasan yang memungkinkan manusia menganalisa dan menentukan apa yang benar dan apa yang salah.
  2. Fisik, semua makhluk terbentuk dari unsur fisik yang sama, fisik sebagai aspek kepribadian yang dimaksud disini adalah pengembangan kebiasaan memimpin dan mengendalikan hasrat.
  3. Emosi, tingkat emosi menggambarkab penggunaan panca indera secara benar, emosi hendaknya dipahami dan dikendalikan agar menjadi alat yang berguna bagi kesejahteraan hidup individu dan masyarakat.
  4. Psikis atau kejiwaan adalah aspek kepribadian manusia yang paling dilukiskan karena merupakan kualitas diri yang menjadi sumber kasih.
  5. Spiritual, dalam spiritual seseorang menghayati kesatuan yang mendasar dan kemanunggalan segala ciptaan. 
Umat Sedharma yang berbahagia,
Bagaimana jika cintakasih dan kasih sayang dikorelasikan dengan kejadian saat ini? Nah, teman-teman seperti yang kita ketahui bersama bahwa semua agama yang ada didunia ini mengajarkan kepada umatnya untuk selalu berfikir, berucap dan berbuat yang baik dan benar. Tidak ada satu agama apapun yang mengajarkan kekerasan, kebencian dan kemunafikan. Setiap agama pada dasarnya mengajarkan prinsip-prinsip kebenaran, kebajikan, kedamaian, kasih sayang yang tanpa kekerasan dengan tujuan agar umatnya mendapatkan kebahagiaan baik sebagai makhluk individu maupun sosial, jasmani, dan rohani. Melihat kondisi kehidupan berbangsa dan bernegara sekarang ini sungguh kita semua merasa prihatin. Banyak diantara kita, saudara-saudari kita yang menjalani hidup dalam keresahan, kegelisahan dan dihantui kecemasan serta suasana yang tidak menentu. Apakah penyebab semua ini? Penyebabnya adalah kekuasaan, keinginan yang tiada batasanya, sifat mementingkan diri sendiri, kemarahan dan kebencian dan keserakahan.
Kitab suci agama menyatakan bahwa nafsu keinginan, kemarahan, ketamakan, keserakahan, kebingungan, kemabukan dan iri hati adalah musuh utama setiap manusia yang harus dilenyapkan karena dapat membawa dan menjerumuskan kita ke neraka. Tidakkah keenam sifat itu yang telah menyebabkan hancur dan terpuruknya keadaan bangsa dan Negara kita ? jadi musuh itu tidak ada diluar diri manusia, inilah yang harus direnungkan secara mendalam untuk meraih kedamaian.
Umat Sedharma  yang berbahagia,
Dapat tiang simpulkan bahwa makna cintakasih dan kasih sayang itu ternyata amat luas bukan saja perasaan suka antara sepasang kekasih tetapi juga perasaan welas asih antara saudara, teman dan antar sesama makhluk ciptaan Tuhan. Tiang yakin dunia ini akan terasa indah dan damai jika seluruh umat manusia mempunyai perasaan cinta kasih dan kasih sayang dengan menyadari bahwa sesungguhnya kita semua adalah bersaudara. Seperti apa yang diisyaratkan oleh Weda , yaitu “Vasudaiva kutumbhakam” artinya sesunggunya semua manusia adalah bersaudara, dan “Visha Virat Svaruupa”, artinya : Sesungguhnya seluruh ciptaan ini adalah perwujudan Hyang Widhi. Dari sloka diatas tidak ada alasan lagi bagi manusia untuk saling membenci dan tidak menghargai makhluk ciptaan Tuhan. Untuk itu marilah kita bersama-sama menumbuhkan cinta kasih dan kasih sayang pada diri kita masing-masing dalam rangka meraih  kedamaian.
Umat Sedharma, sekianlah pesan dharma yang dapat tiang bawakan pada kesempatan kali ini, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan sekaligus kita dapat mengamalkan makna cintakasih dan kasih sayang. Akhir kata tiang tutup dengan peramasanti.
“Om Santih, Santih, Santih Om”

Tidak ada komentar: